Love Story ~ Love Story ~

Aku adalah seorang yg sangat sensitif, perasaanku begitu mudah tersentuh oleh hal2 yg romantis. Aku sangat merindukan saat bermanja bagai anak kecil yg meminta permen. Tapi sialnya, suamiku yg seorang insinyur sangat bertolak belakang denganku, dia sangat dingin, tak romantis sama sekali. Hal ini telah mematahkan harapanku tentang arti sebuah cinta.
... 2 tahun menjalin rumah tangga denganya terasa begitu hambar dan monoton, keadaan inilah yg membuat batinku lelah.
Sampai disuatu ketika aku bicarakan niatku padanya, yaitu perceraian.

"Mengapa?" jawabnya.
" Karena terlalu banyak alasan didunia ini."
Setelah itu ia hanya duduk menyendiri sepanjang malam dg rokok yg tak putus putusnya.

Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yg mengekspresikan perasaanya sendiri saja tak mampu, lalu apalagi yg mesti sy harapkan darinya?

" Apa yg harus ku lakukan untuk merubah pikiranmu?" ia bertanya.

Aku teringat sebuah petuah, bhwa betapa sulitnya merubah pribadi seseorang, dan aku yakin itu benar, aku tak percaya dia akan berubah.

Aku menatap matanya dalam-dalam dan menjawab," Aku punya sebuah pertanyaan untukmu, dan jika kau menemukannya dalam hatiku maka
saya akan merubah pikiran saya.
Seandainya saya menyukai sebuah bunga yg tumbuh di tebing sebuah gunung, dan kita berdua tau bhwa siapapun yg mencoba memetiknya maka akan jatuh ke jurang dan mati. Lalu apakah kau mau memetiknya untukku?"
Ia tampak termenung, lalu berkata. "baiklah akan kujawab besok."
sungguh jawabanya membuatku gundah.

Esok harinya, kutemukan sebuah surat dibawah gelas susu hangat. Lalu perlahan kubaca.

" Sayangku, maafkan aku, karena aku tidak akan mengambil bunga itu untukmu lalu mati, tapi pahamilah alasanku.
Kamu hanya bisa mengetik dan merusak program2 di komputermu,dan tak bisa membetulkanya, maka aku harus berikan jari2ku utk memperbaikinya.
Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika bepergian, dan aku harus memberikan kakiku untuk mendobrak pintu untukmu.
Kamu selalu pegal2 ketika "tamu bulananmu" datang, dan aku harus memberikan tanganku untuk memijat punggung dan kakimu sampai kau tertidur pulas.
Kamu selalu menatap komputermu berjam-jam, dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, maka saya harus menjaga mata saya tetap sehat, agar ketika kita tua saya dapat menggunakan mata saya untuk mengguntingkan kukumu dan mencabut uban-ubanmu.
Saya akan menjaga kesehatan saya agar nanti bisa menggandeng tanganmu dikala tua menyusuri pantai dan menceritakan indahnya dunia untukmu.

Sayangku, itulah alasan saya kenapa tidak mau memetik bunga itu lalu mati. Siapa nanti yg akan melakukan itu semua untukmu."
Air mata sya berjatuhan tak tertahankan.
Sya menjadi sangat merindukanya, tapi dimana dia skrg?
Lalu sya membac kalimat terakhirnya.

" sayangku, setelah kau tau jawabanku, dan jika kau telah merubah pikiranmu, bukalah pintu rumah kita, aku berdiri disana membawa roti hangat kesukaanmu. Tapi jika kau tetap dg pendirianmu, selipkan surat ini dibawah pintu dan aku akan pergi bersamanya"

Maka segera ku buka pintu lalu memeluknya erat, sangat erat, aku tak mau dia pergi, sekarang atau kapanpun. Karena tak ada yg mencintaiku lebih dari dia.

END.

Sahabatku, kadang cinta tak terasa justru ketika cinta itu memenuhi hidup kita.
Bukalah mata hati kita untuk merasakan betapa besar cinta itu untuk kita.